Senin, 05 Desember 2011

Budidaya Tanaman Selada


BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Tanaman dan Daerah Penyebaran
Selada merupakan sayuran daun yang berasal dari daerah (negara) beriklim sedang. Berawal dari kawasan asia barat dan amerika, tanaman ini kemudian meluas ke berbgai negara. Daerah penyebaran tanaman selada antara lain Karibia, Malaysia, Afrika Timur, Tengah dan Barat serta Filipina.
Dalam perkembangan selanjutnya pembudidayaan selada meluas ke negara-negara yang beriklim sedang maupun panas di belahan dunia. Beberapa negara yang menaruh perhatian besar mengembangkan dan menciptakan varietas selada unggul di antaranya jepang, taiwan, thailand, amerika dan belanda.
Di Indonesia, selada belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayur.
B. Kegunaan Sayuran Selada
Seperti halnya sayuran daun lainnya, selada sudah umum dimakan mentah (lalab) dan di buat salad atau disajiakan berbagai bentuk masakan eropa maupun cina. Jarang sekali selada dimasak sayur karena rasanya menjadi kurang enak dan sulit dicerna.
Selain sebagai bahan sayuran yang cvita rasanya khas, selada juga mengandung gizi cukup tinggi terutama sumber mineral.
Tabel 1. Kandungan Gizi Selada

Komposisi gizi Selada
Kalori 15.00 kal
Protein 1,20 gr
Lemak 0,20 gr
Karbohidrat 2,90 gr
Kalsium 22,00 mg
Fosfor 25,00 mg
Zat Besi (Fe) 0,50 mg
Vitamin A 540,00 S.I
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin C 8,00 mg
Air 94,80 mg

Mengonsumsi selada berfungsi ganda, yakni sebagai bahan pangan bergizi dan berguna mendinginkan perut.


Kedudukan tanaman selada dalam sistematik tumbuhan tampak dari klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Compositae (Asteraceae)
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.


C. Jenis Selada
Jenis selada banyak ragamnya, tetapi pada dasarnya dikelompokkan menjadai 3 golongan yaitu:
1. Selada mentega selada bokor atau selada telor. Ciri-cirinya: daun-daunnya dapat membentuk krop (telor) tetapi keropos, lunak dan rasanya enak.
2. Selada tutup atau selada rangu. Ciri-cirinya: daunnya membentuk krop yang bulat dan padat, rasanya enak.
3. Saelada potongan (cut-lettuce). Ciri-cirinya: daunnya membentuk yang lonjong (bulat panjang0, rsanya enak tetapi agak kelit.
Dari berbagai varietas selada yang berkembang saat ini dikelomppokkan kedalam 5 tipe yaitu:
1. Tipe Crisphead, ciri-cirinya membentuk telur (krop) yang padat dan berdaun keriting (bergerigi).
2. Tipe Butterhead, ciri-cirinya membentuk krop tetapi tidak terlampau padat dan berdaun licin.
3. Tipe Cos, ciri-cirinya membentuk kroop, tidak terlalu padat dan berdaun lurus ke atas.
4. Tipe Crinkled, ciri-cirinya tidak membentuk krop, berdaun keriting dan berwarna hijau muda.
5. Tipe Smooth, ciri-cirinya tidak membentuk krop, berdaun licin, bergerigi dan berwarna hijau tua.
BAB II
Syarat Tumbuh
1. Faktor Iklim
Tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim dingin dan sejuk yakni pada temparatur 15-20 ÂșC. Di Indonesia, selada dapat ditanam di dataran rendah sampai datraran tinggi (600-1.200 dpl). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungannya (ekologi) setempat.
Persyaratan iklim lainnya adalah curah hujan. Tanaman selada tidak atau kurang tahan terhadap hujan lebat. Oleh karena itu, penanaman selada dianjurkan pada akhir musim hujan.
2. Faktor Tanah
Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Tanah yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir. Di Indonesia tanaman ini cocok ditanam pada tanah andosol maupun latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang dan pH-nya antara 5,0 - 6,8.

BAB III
BUDIDAYA TANAMAN SELADA

1. Penyiapan Benih dan Pembibitan
Selada diperbanyak dengan biji-bijinya. Benih selada dapat langsung disebar di atas bedengan namun cara yang dianjurkan adalah disemai dulu di lahan persemaian selama ± 1 bulan atau bibitnya telah berdaun 3-5 helai. Kelebihan cara ini antara lain: dapat menghemat benih, memudahkan pemeliharaan bibit karena terkonsentrasi di lahan persemaian saja dan dapat memilih (menyeleksi) bibit yang baik saat dipindahtanamkan ke kebun.
2. Pengolahan Tanah
Tanah dicangkul atau dibajak sedalam ± 0 cm dan dibalikkan, kemudian biarkan dikeringkan selama ± 15 hari. Berikutnya, tanah diolah kembali sambil membentuk bedengan atau cukup diratakan asalkan di sekelilingnya dibuatkan parit-parit pembuangan air selebar 40-60 cm dan dalamnya 50-60 cm. bila dibentuk bedengan, ukuran 80-120 cm dan tingginya 30-40 cm, sehingga tiap bedengan dapat ditanami 3-5 barisan tanamam dan jarak antar bedengan 30-40 cm.
Penyelesaian akhir dari penyiapan lahan berupa hamparan lahan yang dibuatkan alur-alur pada jarak antara 25-30 cm yang telah dibuatkan lubang tanam pada jarak 25x40 cm atau 20x25 cm atau 25x25 cm.
3. Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan (maret/april). Penanaman dilakukan pagi atau sore hari.
Penanaman selada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Sebar benih langsung
b. Pindah tanam bibit

4. Pemeliharaan
Pemeliharaan Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan penyiangan. Hal ini karena perakaran selada dangkal sehingga kurang mampu bersaing dengan tanaman lain dalam menyerap hara. Penyiangan juga berfungsi untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval pengerjaannya adalah seminggu sekali. Pengairan pada tanaman selada patut mendapat perhatian. Apalagi di dataran rendah di mana udara lebih panas dan sering kekurangan air. Kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal pcnanaman, saat penyiangan pertama (umur 2 minggu), dan ketika tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun, lakukan penyiraman dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan. Jaga pula agar parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk kandang, tambahkan juga pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman.
BAB IV
HAMA & PENYAKIT
4.1. HAMA
Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun. Akibat serangan hama ini daun mengerut dan mengering karena kurang cairan. Jika tanaman muda yang diserang maka pertumbuhan tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu- ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips cukup merisaukan petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml/l air.
4.2. PENYAKIT
Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan Rhizoctonia solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi. Dapat pula dilakukan penyemprotan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan dosiss 2 g/l.
BAB V
PANEN & PASCAPANEN
A. Panen
Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun, bisa saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar ukuran. Yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada ini harus segera dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.
B. Pascapanen
Penanganan hasil selepas panen meliputi kegiatan:
1. Pengumpulan
2. Pembersihan
3. Pengkelasan
4. Pengemasan
5. Penyimpanan
6. Pemasaran


created by Abidin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar